Senin, 27 April 2015

KAJIAN EKOSISTEM TANAMAN KAKAO OLEH FUAD HASAN NIM 2014330033

KAJIAN EKOSISTEM TANAMAN KAKAO








NAMA : FUAD HASAN
NIM : 2014330033
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2015


DAFTAR ISI



        I.            PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG→NARASIKAN
1.2. TUJUAN

      II.            TINJAUAN
2.1. EKOSISTEM TANAMAN KAKAO
2.2. TOPOLOGRAFI DESA PLOSOREJO

    III.            METODE
3.1. TEMPAT DAN WAKTU
3.2. BAHAN DAN ALAT
3.3. CARA KERJA
3.4. PENGAMATAN

    IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
4.2. PEMBAHASAN

      V.            KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN




I.                    PENDAHULUAN


1.1.         LATAR BELAKANG

Tananam kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis untuk di kembanhgkan.
Klasifikasi tanaman kakako sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angioospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Dialypetalae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma
Jenis : Theobroma cacao L
Tanaman ini merupakan salah satu komoditas ekspor yang cukup potensial sebagai penghasilan devisa Negara. Kakao menduduki urutan ke-3 pada sub sektor perkebunan setelah sawit dan karet.
Kakao juga memiliki pasar yang cuckup stabil dan harga yang relative mahal. Sehingga peningkatan kualitas hasil selalu di lakukan agar kakao tetap penting sebagai mata dagang non migas. kakao merupakantanaman tahunan walaupun tanaman kakao dapat berbuah sepanjang tahun, tanaman kako dapat berbung dan berbuah pada umur sekitar umur 3-4 tahun setelah di tanam. Dan masa produksi tanaman kakao bisa bertahan hingga lebih dari 25 tahun, selain itu untuk keberhasilan tanaman kakao perlu memperhatikan kesesuaian lahan danfaktor bahan tanam.penggunaan bahan tanam tidak  unggul mengkibatkan pencapaian produksivitas dan mutu biji kakao yang rendah,oleh karena itu sebaiknya di gunakan bahan tanam yang unggul dan bermutu tinggi (Raharjo, 1999).
Indonesia merupakan Negara ke-3 mengisi pasokan kakao dunia yang di perkirakan mencapai 20% bersama Negara Asia lainnya seperti Malaysia Filipina dan Papua new guinea (UNCTAD,2007;WCF2007 dalam Supartha,2008). Peningkatan luas area pertanian kakao belum di ikuti oleh produksivitas dan mutu yang tinggi.data biro pusat statistic menunjukan bahwa tahun 1983 luas areal tanamn kakao 59.928 ha dengan produksivitas sekitar 20.000 ton, dan pada tahun 1993 luas areal tanaman kakao menjadi 535.000 ha dengan produksivitas hingga 258.000 ton (Direktur jendral perkebunan, 1994
1.2.         TUJUAN

Tujuan mengadakan pengamatan ini adalah untuk mengamati hubungan timbal balik  antara makhluk hidup dan liingkungan secara fungsional, structural dan fisik di desa plosorejo kademangan Blitar, dan sebagai media dalam pembelajaran dan sebagai pengetahuan terhadap budidaya tanaman kakao baik bagi penulis sendiri maupun pembaca. Menginterprestasikan hubungan antara komponen Biotik dan Abiotik.









II.              TINJAUAN

2.1. EKOSISTEM TANAMAN KAKAO

Dalam ekosistem tanaman pertanian terdapat keanekaragaman hayati baik hewan maupun tumbuhannya. Dalam keanekaragaman tersebut ada hubungan yang saling merugikan. Diantaranya yaitu hubungan antara tanaman dengan hama pengganggu yang merugikan salah satu pihak.
Hama pengganggu tanaman pada kako misalnya yaitu hana penggerek buah kakao (Conopomorphacramerella) yang menyebabkan biji tidak berkembang.kepik penghisap buah ( Helopeltisspp) yang menyababkan buah kering dan mati serta penyakit busuk buah (Phytophthorapalmivora). Hama tersebut dapat merusak hasil panen sehingga daaapat merugikan petani (Muntarjo, 2008).

2.2. TOPOGRAFI DESA PLOSOREJO
Secara geografis desa plosorejo terletak pada koordinat 07°17°13° LS dan 111°45’50° BT. Desa ini memiliki topografi kombinasi antara perbukitan dan daratan, dengan kehidupan masyarakat yang sudah relative maju. Desa ini berbatasan dengan beberapa desa/kecamatan, yaitu : utara berbatasab dengan desa Tanjungharjo/ desa lebak ( kecamatan Grobogan), baratberbatasan dengan desa Mahayan (kec. Tawangharjo), dan  desa rejosari/desa tanjungharjo ( kec. Grobogan), selatan berbatasan dengan desa jono/desa mahayan (kec. Tawangharjo) dan timur berbatasan dengan desa pojok (kec. Tawangharjo).desa plosorejo terbagi menjadi 7 dusun/ RW dan 35 RT. Adapun ke-7 dusun/RW tersebut adalah dusun plosorejo, jetak, nuso, kede, penjalinan, bringin, dan ngrimpi. Beberapa tokoh yang pernah menjadi kepala desa plostrejo, diantaranya adalah : soepoedjo (1948-1988), soleh, Masidi, dan Mustofa (masa jabatan ke-2 2013 – sekarang).
Potensi perekonomian yang dimiliki desa plosorejo adalah pertanian (padi, jagung, kacang hijau) peternak (sapi, kambing, unggas) home industry (mebelair, criping pisang, criping ketela). Hal ini hubungan erat dengan profesi sebagai besar penduduk desa plosorejo bekerja di sector pertanian, di susul dengan sector perdagangan dan jasa, dansebagian kecil bekerja di sector pemerintahan. Adapun fasilitas pendidikan yang dimiliki desa plosorejo adalah : 3 PAUD, 3 TK, 3 SD, 1 MI, 1MTs. Salah satu objek spiritual yang ada di desa plosorejo adalah petilasan Eyang Wijoseno sedangkan wisata yang saat ini sedang di kembangkan adalah salah satu wisata Edukasi kampong cokelat, disana kita bisa banyak belajar dari cara membudidayakan tanaman kakao hingga kuliner kakao tersedia di sana.

















III.                METODE

3.1. TEMPAT DAN WAKTU

Tempat di laksanakannya pengamatan, yaitu di kelompok tani “Guyub Santoso”  desa plosorejo Blitar, pada:
Pukul : 11.00 WIB-selesai
Hari : senin
Tanggal : 13 april 2015


3.2. ALAT DAN BAHAN

a.       Alat
Alat yang di gunakan adalah kamera Digital.
Bahan yang di gunakan adalah alat tulis menulis

3.3. CARA KERJA
Tata cara dalam praktikum ini yaitu :
1.     Observasi secara sengaja terhadap objek edukasi
2.     Interprestasi hubungan antara komponen Biotikdan Abiotik

3.4. PENGAMATAN
Pengamatan yang di lakukan pada saat itu yaitu mengamati dari cara penanganan penyakit, faktor-faktor penyebab,, kandungan unsur dalam tanah, jenis-jenis tanah yang cocok untuk membudidayakan tanaman kakao

IV.                HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

1. Syarat tumbuh tanaman kakao
Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara. Ditinjau dari wilayah penanamannya, kakao ditanam di daerahdaerah yang berada pada 100 LU sampai dengan 100 LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada pada daerahdaerah antara 70 LU sampai dengan 180 LS. Hal ini tampaknya erat kaitannya dengandistribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.

2.        Curah Hujan
 Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerahdaerah bercurah hujan 1.100   3.000 mm per tahun. Disamping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampaknya berkaitan dengan serangan penyakit busuk buah (black pods). Didaerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar daripada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman perlu dipasok dengan air irigasi. Ditinjau dari tipr iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerahdaerah yang tipe iklimnya Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmid dan Fergusson). Di daerahdaerah yang tipe iklimnya C (menurut Scmid dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang panjang.

3.         Tanah Tanaman kakao
Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi. Kemasaman tanah (pH), kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sedangkan faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukaan air tanah, drainase, struktur, dan konsistensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan kakao.

4.         Sifat Kimia Tanah
 Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanaman yang memiliki pH 6  7,5; tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; paling tidak pada kedalaman 1 meter. Hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan hara pada pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe pada pH rendah. Disamping faktor keasaman, sifat kimia tanah yang juga turut berperan adalah kadar zat organik. Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0  15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1,75 persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur. Usaha meningkatkan kadar organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao. Sebanyak 1.990 kg per ha per tahun daun gliricida yang jatuh memberikan hara nitrogen sebesar 40,8 kg per ha, fosfor 1,6 kg per ha, kalium 25 kg per ha, dan magnesium 9,1 kg per ha. Kulit buah kakao sebagai zat organik sebanyak 900 kg per ha memberikan hara yang setara dengan 29 kg urea, 9 kg RP, 56,6 kg MoP, dan 8 kg kieserit. Sebaiknya tanahtanah yang hendak ditanami kakao paling tidak juga mengandung kalsium lebih besar dari 8 Me per 100 gram contoh tanah dan kalium sebesar 0,24 Me per 100 gram, pada kedalaman 0  15 cm.

5.        Sifat Fisik Tanah
 Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30  40 % fraksi liat, 50% pasir, dan 10  20 persen debu. Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan gerakan air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah tipe latosol dengan fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan tanaman kakao, sedangkan tanah regosol dengan tekstur lempung berliat walaupun mengandung kerikil masih baik bagi tanaman kakao. Tanaman kakao menginginkan solum tanah menimal 90 cm. Walaupun ketebalan solum tidak selalu mendukung pertumbuhan, tetapi solum tanah setebal itu dapat dijadikan pedoman umum untuk mendukung pertumbuhan kakao. Kedalaman efektif terutama ditentukan oleh sifat tanah, apakah mampu menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas untuk berkembang. Karena itu, kedalaman efektif berkaitan dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah disyaratkan minimal 3 meter.

6.         Kriteria tanah yang tepat bagi tanaman kakao
Areal penanaman tanaman kakao yang baik tanahnya mengandung fosfor antara 257  550 ppm berbagai kedalaman (0  127,5 cm), dengan persentase liat dari 10,8  43,3 persen; kedalaman efektif 150 cm; tekstur (ratarata 050 cm di atas) SC, CL, SiCL; kedalaman Gley dari permukaan tanah 150 cm; pHH2O (1:2,5) = 6 s/d 7; zat organik 4 persen; K.T.K ratarata 050 cm di atas 24 Me/100 gram; kejenuhan basa ratarata 0  50 cm di atas 50%. IV.1. Pembersihan Lahan dan Pengolahan Tanah Pembersihan dilakukan dengan membersihkan semak belukar dan kayukayu kecil sehingga memudahkan penebangan pohon. Semak belukar dan kayukayu kecil sedapat mungkin ditebas/dibabat rata dengan permukaan tanah, kemudian baru kemudian dilanjutkan dengan tahap tebang/tumbang. Kriteria kayu atau tunggul yang tinggal sangat menentukan tahap tebang/tumbang ini karena menyangkut biaya, waktu dan keselamatan kerja. Alat yang diginakan umumnya adalah chain saw. Untuk menebang kayu yang berdiameter kecildapat digunakan kapak biasa. Setelah penebasan/babat dan tebang/tumbang, semak belukar, kayu kayu kecil dan batang dikumpulkan untuk dibakar. Pembakaran dilakukan bila kayu dan daun telah luruh, kering, dan rapuh, serta kulit kayu yang mengering. Pembakaran dilaksanakan sampai kayu dan daun menjadi abu. Areal yang telah bebas dari semak belukar, kayukayu kecil, dan pohon besar, apalagi bila baru dibakar, biasanya cepat sekali menumbuhkan ilalang. Seperti diketahui ilalang merupkan gulma utama dari areal pertanian. Karena itu pengendaliannya harus dilakuka sesegera mungkin, sehingga sedapat mungkinareal telah bebas dari areal pada saat penanaman pohon pelindung. Pengendalian ilalang dapat dilakukan secara manual, kimiawi, maupun mekanis. Pembersihan areal sering juga diakhiri dengan tahap pengolahan tanah. Pengolahan tanah umumnya dilaksanakan dengan cara mekanis khususnya pada areal yang dibuka untuk penanaman kakao cukup luas.



7.        Jarak Tanam
Jarak tanam Kakao Jarak tanam ideal bagi tanaman kakao adalah jarak yang sesuai dengan perkembangan bagian atas tanaman serta cukup tersedianya ruang bagi perkembangan perakaran di dalam tanah. Dengan demikian pilihan jarak tanam erat kaitannya dengan sifat pertumbuhan, sumber bahan tanam, dan kesuburan areal. Ditinjau dari segi produksinya, jarak tanam 3x3 m, 4x2 m, dan 3,5x2,5 m adalah sama, walaupun pertautan tajuk mebutuhkan waktu lebih lama bila dibandingkan dengan jarak tanam 3x3 m. Karena itu, pilihan jarak tanam optimum bergantung pada bahan tanam dan kejagurannya (besarnya pohon), jenis tanah, dan iklim areal yang dikehendaki. Di Filipina, kakao ditanam dengan jarak tanam 3x3 m dan jarak tanam pohon pelindung 1,5x1,5 m bilamana areal yang hendak ditanami merupakan areal terbuka sepenuhnya. Di Malaysia Barat, kakao ditanam berjarak 3,2x3,2 m diantara barisan tanaman kelapa berjarak 8,64x8,64 m. Sedangkan di kebun Maryke PT. Perkebunan II  Medan, kakao ditanam dengan jarak 2,5x3,3 m dengan pohon pelindung berjarak 5x6 m.


8.         Pola Tanam Kakao
Untuk mendapatkan areal tanaman kakao yang baik dianjurkan untuk menetapkan pola tanam terlebih dahulu. Pola tanam erat kaitannya dengan keoptumuman jumlah pohon per ha, keoptimuman peranan pohon pelindung, dan meminimumkan kerugian yang timbul pada nilai kesuburan tanah serta biaya pemeliharaan. Ada empat pola tanam yang dianjurkan, diantaranya adalah:
1. Pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi empat. Pada pola tanam ini, seluruh areal ditanami menurut jarak tanam yang ditetapkan. Pohon pelindung berada tepat pada pertemuna diagonal empat pohon kakao.
2. Pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi tiga. Pada pola tanam ini, pohon pelindung terletak di antara dua gawangan dan dua barisan yang membentuk segi tiga sama sisi.  
3. Pola tanam, kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi tiga. Pada pola tanam ini, pohon kakao dipisahkan oleh dua kali jarak tanam yang telah ditetapkan dengan beberapa barisan pohon kakao berikutnya. Dengan demikian, terdapat ruang di antara barisan kakao yang bisa dimanfaatkan sebagai jalan untuk pemeliharaan.
 4. Pola tanam kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi empat.

9.     Pemeliharaan Tanaman Kakao
• Pemangkasan, pemangkasan pohon pelindung tetap dilakukan agar dapat berfungsi untuk jangka waktu yang lama. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang – cabang yang tumbuh rendahan lemah. Pohon dipangkas sehingga cabang terendah akan berjarak lebih dari 1 m dari tajuk tanaman cokelat. Pemangkasan pada tanaman kakaomerupakan usaha meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan melakukan pemangkasan, akan mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman, dan memacu produksi.
• Penyiangan, tujuan penyiangan pada tanaman kakao adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara dan mencegah hama dan penyakit. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, minimal satu bulan sekali yaitu dengan menggunakan cangkul, koret, atau dicabut dengan tangan.
• Pemupukan, dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman kakao yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 cm – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dri batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm.
• Pemberian pupuk hayati MIG6PLUS pada tanaman kakao adalah sebagai berikut : o Tanaman yang belum menghasilkan : berikan larutan pupuk hayati MiG6PLUS di sekitar perakaran dengan cara disemprotkan/disiramkan di sekitar perakaran. Tahap ini diperlukan 3 liter pupuk hayati MiG6PLUS untuk 1 hektar lahan kakao. Berikan setiap 4 bulan sekali. o Tanaman    sudah menghasilkan : berikan larutan pupuk hayati MiG6PLUS di sekitar perakaran dengan cara disemprotkan/disiramkan di sekitar perakaran. Tahap ini diperlukan 3 liter pupuk hayati MiG6PLUS untuk 1 hektar lahan kakao. Berikan setiap 3 bulan sekali. Disarankan untuk tanaman kakao yang menghasilkan, pemberian larutan MiG6PLUS pada lubang2 yang sudah dibuat dengan kedalaman 2030cm dengan jarak dari batang 50 cm.
• Penyiraman, penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon kakao dilakukan pada tanaman muda, terutama tanaman yang tidak diberi pohon pelindung.
• Pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan hama dilakukan dengan penyemprotan pestisida dalam dua tahap, pertama bertujuan untuk mencegah sebelum diketahui ada hama yang benar–benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha pemberantasan hama, di mana jenis dan kadar pestisida yang digunakan juga ditingkatkan.  



4.2. PEMBAHASAN

Dalam penanaman kakao terdapat banyak pula masalah seperti busuk buah, kanker batang, jamur akar, hama ulat kilan, dsb.
Dalam hal ini petani melakukan perlindungan atau pencegahan  tanamannya terhadap penyakit.

1.       Busuk buah
Penyakit busuk buah kakao adalah salah satu penyakit penting yang sering menyerang tanaman kakao. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Phythoptora palmivora pada buah.Cendawan Phythoptora palmivora sebenarnya juga dapat menginfeksi pada bagian tanaman kakao lainnya seperti batang, daun, tunas, bahkan bunga. Kendatipun demikian, dampak negatif serangan pada bagian tanaman lainnya tersebut tidak sebesar jika cendawan ini menginfeksi buah.Penyakit busuk buah kakao sering menyerang tanaman yang memiliki sistem kekebalan yang rentan serta ditunjang oleh keberadaan kebun yang lembab dan gelap. Gejala serangan penyakit busuk buah adalah timbulnya bercak-bercak hitam pada bagian kulit luar buah. Bercak-bercak hitam tersebut akan meluas hingga menutupi semua bagian kulit buah jika tidak segera dikendalikan.Penyakit ini dapat menyerang semua fase pertumbuhan buah, mulai dari buah pentil hingga buah dalam fase kemasakan. Buah yang terserang penyakit busuk buah akan tampak hitam arang dan jika disentuh akan terasa basah membusuk. Penyakit ini dapat menyebar dari satu buah yang terinfeksi ke buah lainnya melalui beberapa media seperti sentuhan langsung antarbuah, percikan air, dibawa oleh hewan (semut atau tupai), bahkan oleh tiupan angin. Penyebaran busuk buah akan semakin cepat jika kondisi kebun terlalu lembab karena cendawan Phythoptora palmivora dapat tumbuh subur pada daerah yang lembab.
Untuk menekan tingkat serangan penyakit ini, beberapa tindakan pengendalian harus dilakukan. Tindakan pengendalian tersebut antara lain:
§  Menggunakan klon unggul yang tahan penyakit busuk buah kakao seperti DRC 16, ICS 6, DR 1 x Sca 12, DRC 16 x Sca 6 atau DRC 16 x Sca 12.
§  Tidak menanam tanaman kakao maupun pohon pelindungnya dengan jarak yang terlalu rapat agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kebun dan menjaga tingkat kelembaban udara kebun.
§  Melakukan pemangkasan cabang-cabang tanaman kakao dan pohon penaung secara rutin untuk menjaga kelembaban kebun.
§  Melakukan sanitasi buah-buah yang terserang untuk mencegah penyebaran penyakit ke buah yang sehat. Buah-buah yang sakit harus dimusnahkan dengan cara dikubur dalam lubang sedalam minimal 1 meter.
§  Penyemprotan agen hayati seperti misalnya Trichoderma spp dengan dosis 200 gram per liter sebagai upaya preventif. Penyemprotan diarahkan pada buah sehat.
§  Aplikasi fungisida kontak berbahan aktif tembaga 0,3% saat tingkat serangan sudah sangat tinggi.

2.       Kanker batang
Kanker batangpada tanaman kakao
 Penyakit Kanker Batang Tanaman Kakao Penyakit kanker batang adalah salah satu penyakit penting bagi tanaman kakao yang disebabkan oleh infeksi cendawan Phythotora palmivora pada batang dan cabang tanaman kakao. Cendawan Phytoptora palmivora yang juga penyebab penyakit busuk buah tanaman kakao ini sering menyerang kebun kakao yang lembab dan gelap.
Penyakit kanker batang tanaman kakao dapat dikenali melalui gejala-gejala yang ditimbulkan pada batang yang terserang. Batang tanaman kakao yang terserang penyakit kanker batang memiliki bercak-cercak hitam. Bercak hitam tersebut nampak seperti basah dan membusuk. Jika tidak dikendalikan, bercak hitam akan terus meluas dan mengakibatkan terhambatnya transportasi hara dan fotosintat di dalam tanaman. Bercak hitam membusuk ditandai dengan adanya cairan merah berkarat dengan kulit kayu disekitar bagian yang membusuk berwarna coklat kemerah-merahan.Penyakit kanker batang kakao dapat menyebar melalui beberapa media seperti sentuhan langsung dengan buah yang terserang busuk buah, percikan air, disebarkan oleh hewan (semut atau tupai), bahkan oleh tiupan angin. Penyebaran kanker batang berbanding lurus dengan penyebaran  Penyakit busuk buah dan akan semakin cepat jika musim hujan dan atau jika kondisi kebun terlalu lembab. Untuk membatasi penyebaran, kondisi kelembaban kebun harus tetap dijaga agaar tidak terlalu lembab dan gelap.
1.     Cara yang paling baik untuk mengendalikan kanker batang adalah dengan pengendalian penyakit busuk buah.
2.     Buah-buah yang bergejala harus segera dipetik dan dipendam. Hubungan antara busuk buah dan kanker batang harus selalu diingat.Perlu diusahakan agar infeksi pada kulit dapat segera diketahui. Pada bagian yang sakit kulit luar (kerak) dikorek, sehingga kulit dalam terlihat. Dulu dianjurkan agar jaringan kulit yang busuk dipotong sampai bersih, lalu luka ditutup Mempertahankan seresah sebagai mulsa disekitar pangkal batang.
3.     Memanen buah yang masak secara teratur, misalnya seminggu sekali, sambil membersihkan buah-buah yang sakit. Buah yang sakit, beserta dengan kulit buah (cangkang) dipendam cukup dalam, sehingga paling sedikit tertutup tanah setebal 10 cm.
4.     Dari kegiatan uji coba di beberapa lahan petani di Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah, Kanker Batang dapat dikendalikan dengan memakai Kunyit, Pohon Kakao yang terkena Kanker di kupas pada bagian terserang kemudian di gosok dengan menggunakan kunyit.
5.     Yang dilakukan BBP2TP Ambon Pada Kegiatan Demplot Penyehatan kebun Kakao adalah penggunaan Trichoderma spdan Penggunaan Kunyit, dan telah terbukti dapat mengatasi Penyakit Kanker Batang dimaksud.


3. Penyakit Vsd (Vaskular Streak Dieback)
Penyakit VSD (Vaskular Streak Dieback) adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan Oncobasidium theobromae pada tanaman kakao. Penyakit ini dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman kakao, mulai dari fase pembibitan hingga fase tanaman berproduksi. Serangan umumnya dimulai dari bagian pucuk pada ranting tanaman.
Penyakit vaskular streak dieback dapat dikenali dari gejala-gejala yang ditimbukannya pada tanaman kakao yang terserang. Gejala tersebut antara lain
– Daun kakao menguning dengan bercak-bercak berwarna hijau muda,
– Terdapatnya 3 noktah hitam pada bekas duduk daun bagian dalam dan jaringan kayu yang dipotong,
Jika dibelah, noktah hitam tersebut terlihat lebih jelas dalam bentuk garis-garis hitam,
– Pada serangan akut yang tanpa pengendalian, tanaman akan menjadi gundul karena kerontokan daun yang terus terjadi.
Penyakit vaskular streak dieback  jika tidak dikendalikan dengan serius dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kebun bahkan dapat hingga mengakibatkan kematian tanaman. Hal ini terjadi karena rontoknya daun yang disebabkan oleh VSD mengakibatkan proses fotosintesis tanaman menjadi terhambat.
Cara Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Pada Tanaman Kakao
Prinsip pengendalian dianjurkan adalah pengendalian secara ramah lingkungan, yaitu Penggunaan Agenhayati Antagonis terhadap Jamur-jamur patogen pembawa penyakit seperti diatas merupakan langkah yang sangat tepat. Salah satu agenhayati antagonis terhadap jamur-jamur patogen pembawa penyakit adalah Trichoderma.
Trichoderma merupakan cendawan antagonis yang sangat berperan membantu mengatasi beberapa jenis penyakit pada tanaman seperti penyakit diatas. Dimana Cendawan Trichoderma ini dilaporkan sebagai bioFungisida karena Trichoderma akan berkompetisi dalam hal nutrisi dengan jamur lain dilapangan sehingga jamur-jamur patogen pembawa penyakit mati terinfeksi oleh jamur Trichoderma ini.
Sisi lain Trichoderma juga dilaporkan sebagai bioDecomposer atau mikroba pengurai bahan organik menjadi kompos. Sehingga banyak kalangan petani memanfaatkan biang/isolat Trichoderma sebagai starter pengomposan pada pembuatan pupuk organik/kompos, seperti membuat kompos dari jerami dan serasah dedaunan.
Dilapangan Trichoderma juga banyak berperan membantu pertumbuhan tanaman, dimana Trichoderma membantu mempercepat proses penguraian unsur hara mikro dan makro didalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.










V.                  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.         KESIMPULAN
  Didalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.

5.2.         5.2. SARAN
Semoga dalam laporan kali ini dapat membuat pembaca tau tentang cara pembudidayaan tanaman kakao, pengendalian penyakit, serta mengetahui pemilihan tanah yang baik dalam budidaya tanaman kakao ini.
Tak lupa kami menyarankan agar selalu menjaga lingkungan saat melakukan budidaya tanaman kakao ini.







DAFTAR TABEL
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
b. Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR
(bulan)
Dosis pupuk Makro (per ha)
Urea
(kg)
TSP
(kg)
MOP/ KCl (kg)
2
15
15
8
8
6
15
15
8
8
10
25
25
12
12
14
30
30
15
15
18
30
30
45
15
22
30
30
45
15
28
160
250
250
60
32
160
200
250
60
36
140
250
250
80
42
140
200
250
80


 Kakao jenis Bulk pada umur 2 tahun sudah mulai panen permulaan, dan pada umur sekitar 7 tahun mulai mencapai tingkat produksi yang tinggi. Pada kondisi yang sesuai dengan tanaman kakao, maka potensi rata-rata dalam satu siklus hidup ( 25 tahun ) mencapai sekitar 1000 kg biji kakao kering/hektar/ tahun.

Tabel Potensi Produksi Biji Kakao kering per hektar, dalam satu siklus hidup ( 25 tahun )
Umur tanaman
Biji Kering Kakao
( dalam Kg/ha )
Keterangan
2 - 3
600
3 - 4
900
4 - 5
1.200
5 - 6
1.400
6 - 7
1.600
7 - 8
1..700
8 - 9
1..600
9 - 10
1.800
10 - 11
1.700
11 - 12
1.600
12 - 13
1.500
13 - 14
1.400
14 - 15
1.400
15 - 16
1.300
16 - 17
1.300
17 - 18
1.300
18 - 19
1.200
19 - 20
1.200
20 - 21
1.100
21 - 22
1.000
22 - 23
700
23 - 24
700
24 - 25
700
Jumlah
28.900
Rata - Rata Per Tahun
1.257

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebuanan, Departemen Pertanian RI, 1982.



1 komentar:

  1. mohon bagi pembaca mau meluangkan waktu mengusulkan kesimpulan dan sarannya ya di tunggu,,
    sebenarnya udah ada kesimpulan dan saran, tapi say mau liahat dari teman teman dan akan menjadi acuan saya dalam menyelesaikan laporan ini,,
    karena sudah tinggal 1 bab lagi kesimpulan dan saran saja..

    BalasHapus

mohon di komen jika ada kesalahan dalam pengerjaan saya dan mempermudah saya mengoreksi tugas saya trims :
NB : jika gambar tidak muncul di pos mohon di klik 1x untuk melihat..