I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempertahankan kesuburan tanah pada
tingkat memuaskan dan pada waktu yang sama juga menghasilkan tanaman yang
menguntungkan merupakan masalah yang tidak mudah. Ia berhubungan dan bergantung
dari berbagai faktor yang berubah-ubah dan bukan sifat kesuburan. Faktor ini
secara nyata menentukan tingkat dari berbagai masalah kesuburan dan sebaiknya
dipengaruhi cara kita mempertahankan kesuburan.
Kesuburan tanah sebenarnya mempunyai dua
pengertian yaitu kesuburan tanah dan produktifitas tanah. Kesuburan tanah
merupakan daya kesanggupan tanah secara alami untuk memberikan hasil atau untuk
menyediakan hara dalam jumlah cukup dan seimbang. Produktifitas tanah adalah
daya kesanggupan tanah untuk memberikan hasil maksimum dengan menggunakan
teknik pengelolaan/manajemen tanah sebaik-baiknya.
Kesuburan tanah selanjutnya ditentukan
oleh keadaan fisik, kimia dan biologi tanah. Keadaan fisika tanah antara lain
kedalaman efektif tanah yaitu dalamnya lapisan tanah dimana perakaran tanaman
dapat berkembang secara bebas, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara.
Keadaan kimia tanah antara lain reaksi tanah, banyaknya unsur hara dan cadangan
unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dan pH tanah. Keadaan biologi tanah yaitu
bahan organik, humifikasi, mineralisasi dan peninkgatan nitrogen udara.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tanah
yang subur adalah tanah yang mempunyai kedalaman efektif yang cukup dalam
(lebih dari 150 cm), bertekstur lempung, remah, pH tanah 6,5, mempunyai
kegiatan jasad renik atau jasad hidup tanah yang tinggi, kandungan unsur
haranya cukup bagi pertumbuhan tiap jenis tanaman.
Dalam pertanian dan peternakan
penggunaan sisa tanaman, pupuk kandang dan kacang-kacangan merupakan gabungan
sederhana yang dapat dipakai penyusun berbagai faktor kesuburan. Usaha
penanaman jagung biasanya dilakukan secara intensif dan menggunakan pupuk
buatan.
Tanah yang cocok untuk digunakan oleh
tanaman jagung adalah tanah gembur dan subur karena tanaman jagung memberikan
aerase dan drainase yang baik dengan kedalaman zona perakaran yang cukup yaitu
1 – 1,7 m, jagung dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah. Tanah
lempung berdebu adalah tanah yang baik untuk pertumbuhannya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka
perlu dilakukan pengamatan kesuburan tanah untuk mengetahui pertumbuhan tanaman
yang diberi berbagai jenis dan dosis pupuk.
B. Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis dosis pupuk terhadap pertumbuhan
tanaman jagung (Zea mays L.). Sedangkan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan
praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi bagi praktikan tentang pengaruh
pemberian berbagai jenis dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman jagung
(Zea mays L.).
C. Hipotesis
Hipotesis dari praktikum ini yaitu
sebagai berikut :
1. H0 : Tidak ada
pengaruh pemberian berbagai jenis dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman
jagung (Zea mays L.).
2. H1 : Ada pengaruh
pemberian berbagai jenis dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman jagung
(Zea mays L.).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kesuburan
Tanah
Dalam konsep kesuburan tanah pada
dasarnya mengkaji kemampuan suatu tanah untuk menyuplai unsur hara yang tersedia
bagi tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara dalam
bentuk tersedia dapat diserap oleh tanaman. Kelebihan unsur-unsur yang tersedia
ini dapat meracuni tanaman. Suplai unsure hara tersedia dipengaruhi oleh
sifat-sifat tanah yaitu sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Ketiga sifat ini
saling berinteraksi mengondisikan tanah, apakah subur atau tidak. Kesuburan
tanah selalu berkonotasi dengan produktivitas suatu tanah yang diperlihatkan
oleh hasil tanaman/satuan luas tanah (Lahuddin, 2007)
1. Kesuburan fisik
Kekurangairan air dalam tanah menghambat
pelarutan pupuk dan pelepasan ion haranya serta aliran massa dan difusi larutan
hara dari tanah ke akar. Kekeringan tanah juga memekatkan larutan pupuk yang
dapat merusakkan jaringan tanaman karena plasmolisis. Perkolasi cepat dalam
jumlah banyak akan melindi banyak bahan pupuk yang terlarutkan. Pupuk juga
dapat hilang akibat terbawa aliran permukaan. Pelindi unsure hara pupuk
meningkat dalam tanah bertekstur kasar karena daya tambat lengas dan haranya
kecil. Struktur dan konsistensi tanah menentukan kerapatan akar dan jangkauan
penjalarannya (Notohadiprawiro et. al.2006).
Tekstur tanah dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman, dimana dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa tanaman jagung ideal tumbuh pada tanah bertekstur lempung, sedangkan
kentang ideal pada tanah bertekstur lempung berpasir ketimbang yang bertekstur
liat dan pasir berlempung (Foth, 1984).
Pengaruh bahan organik terhadap sifat
fisika tanah adalah terhadap peningkatan porositas tanah. Porositas tanah
adalah ukuran yang menunjukkan bagian tanah yang tidak terisi oleh bahan padat
tanah yang terisis oleh udara dan air. Pori-pori tanah dapat dibedakan pori
mikro, pori meso dan pori makro. Pori dalam tanah akan menentukan perbandingan
tata udara tanah dan tata air yang baik (Suntoro, 2003).
2. Kesuburan Kimia
Tanah yang mengandung unsur hara yang
optimum untuk nutrisi tanaman, tidak terlalu asam dan bebas dari unsur-unsur
toksik/racun dapat dianggap mempunyai kesuburan kimia. Kesuburan tanah sebagai
median untuk pertumbuhan tanaman tidak tergantung pada pengadaan air, udara,
unsur hara dan suhu tanah. Tanah cukup lunak dan cukup memungkinkan untuk
terjadinya perkecambahan dan perkemangan akar yang baik. Tanah perlu memiliki
ukuran pori yang merata, sehingga mudah terjadi gerakan udara maupun air yang
menunjang perkembangan akan suhu di daerah perakaran harus berkisar pada
batas-batas tertentu yang tidak berbahaya sehingga tanah tersebut memiliki
kesuburan fisik, karena keduanya secara seimbang penting bagi kesuburan tanah
keseluruhan (Indranada, 1989).
Semakin tinggi pemberian nitrogen
semakin cepat pula sintesa karbohidrat yang diubah menjadi protein dan
protoplasma. Akan tetapi kalau terlalu banyak akan menghambat pembungaan dan
pembuahan pada tanaman. Sebaliknya, kekurangan unsur nitrogen dapat menyebabkan
sel tanaman yang terbentuk kecil, warna daun menjadi hijau kekuning-kuningan,
dan mudah rontok serta produknya rendah (Kartasapoetra, 1988).
Fungsi utama kalium bagi tanaman adalah
membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman
agar daun dan buah tidak mudah gugur. Selain itu, kalium berguna
sebagaikekuatan bagi tanaman untuk menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga,
1999).
Pengaruh keasaman tanah pada pertumbuhan
tanaman adalah melalui pengaruhnya pada ketersediaan anasir hara yang
diperlukan tanaman. Tanah-tanah berkeasaman tinggi (pH rendah) mengandung
kationn-kation besi dan aluminium bebas dalam takaran banyak yang mampu
menyerap ion fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Pada pH tinggi,
kation mangan juga akan menyerap anion fosfat sehingga tidak tersedia bagi
tanaman (Poerwowidodo, 1993).
3. Kesuburan Biologi
Pendekatan yang kurang komprehensif terhadap
kesuburan tanah selama ini yakni hanya memfokuskan dari faktor kimianya saja
telah terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas tanah dalam jangka
panjang. Selain faktor kimia berupa unsur makro dan mikro yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, faktor biologis (biokimia) yang terutama dimainkan oleh
mikroba juga sangat penting. Berbagai senyawa organic yang dihasilkan oleh
mikroba dalam proses dekomposisi berbagai bahan organic di alam berperan dalam
memacu merangsang pertumbuhan, mempercepat proses pembungaan, meningkatkan
proses biosintesis senyawa biokimia, menghambat pathogen, bahkan juga
meningkatkan produksi senyawa metabolit sekunder sebagai bahan baku obat,
pestisida dan sebagainya (Aryantha et. al., 2002).
Santun Sitorus, (1985) dalam bukunya
yang berjudul: “Evaluasi Sumber Daya Lahan”, mengemukakan bahwa semua makluk
hidup baik yang masih hidup maupun yang sudah mati mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan tanah. Peranan vegetasi dalam pembentukan tanah ditentukan oleh
sistim perakaran, kemampuan menghasilkan bahan organik dan tajuk daunnya.
Vegetasi merupakan sumber primer bahan organik sisa-sisa tanaman yang telah
mati, antara lain daun, ranting, akar dan batang dari tanaman keras (plans)
maupun tanaman muda (crops).
Pupuk kandang dapat meningkatkan
aktivitas mikroorganisme tanah karena bahan organic dari pupuk kandang
digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi. Dalam proses dekomposisi,
mikroorganisme memerlukan karbon dan unsure hara untuk memperoleh energi dan
zat penyusun tubuhnya dalam pertumbuhannya (Anna, et al., 1985).
4. Kesuburan Klimatik
Iklim berpengaruh langsung atas suhu
tanah dan keairan tanah serta berdaya pengaruh tidak langsung pula lewat
vegetasi. Hujan dan angin dapat menimbulkan degradasi tanah karena pelindian
(hujan) dan erosi (hujan dan angin). Energi pancar matahari menentukan suhu
badan pembentuk tanah dan tanah dengan demikian menentukan laju pelapukan bahan
mineral dan dekomposisi serta humifikasi bahan organik. Semua proses fisik,
kimia dan biologi bergantung pada suhu. Air merupakan pelaku proses utamadi
alam,menjalankan proses alihragam (transformation) dan alihtempat
(translocation) dalam tubuh tanah, pengayaan tubuh tanah dengan sedimentasi,
dan penyingkiran bahan dari tubuh tanah dengan erosi, perkolasi dan pelindian
(Notohadiprawiro, 1993).
Di Negara-negara tropis seperti
Indonesia, kekuatan jatuh air hujan dan kemampuan aliran permukaan menggerus
permukaan tanah adalah merupakan penghancur utama agregat tanah. Agregat tanah
yang sudah hancur kemudian diangkut oleh aliran permukaan, mengikuti gaya
gravitasi sampai ke suatu tempat dimana pengendapan terjadi. Keseluruhan proses
tersebut, aitu penghancuran agregat, pengangkutan partikel-partikel tanah, dan
pengendapan partikel tanah disebut sebagai erosi tanah (Dariah et al., 2003).
Temperatur merupakan suatu ukuran
intensitas panas. Jarak hidup tumbuh optimal pada kisaran temperatur sangat
sempit. Sebagian besar tanaman pertanian membutuhkan kisaran temperatur 15oC –
40oC untuk pertumbuhan maksimalnya. Respirasi, permeabilitas dinding sel,
serapan air dan hara, transpirasi, aktivitas enzim dan koagulasi protein
(Poerwowidodo, 1993).
B. Pupuk Organik
Pemberian bahan organik (misalnya pupuk
kandang) merupakan salah satu cara dalam upaya meningkatkan kualitas tanah
tersebut (Sanchez, 1992). Bahan organik adalah jumlah total semua substansi
yang mengandung karbon organik di dalam tanah, terdiri dari campuran residu
tanaman dan hewan dalam berbagai tahap dekomposisi, tubuh mikroorganisme dan
hewan kecil yang masih hidup maupun yang sudah mati, dan sisa-sisa hasil
dekomposisi. Beberapa manfaat pemberian bahan organik adalah meningkatkan
kandungan humus tanah, mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi pengurasan
hara yang terangkut dalam bentuk panenan dan erosi, memperbaiki sifat-sifat dan
memperbaiki kesehatan tanah. Bahan organik dalam tanah berfungsi untuk
meningkatkan kesuburan fisik, kesuburan kimia dan kesuburan biologi, demikian
pula sebaliknya (Widiana, 1994).
Peranan bahan organik dengan hasil akhir
dekomposisi berupa humus dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah. Humus
mempunyai luas permukaan dan kemampuan adsorpsi lebih besar daripada lempung.
Sehingga meningkatkan kemampuan mengikat air. Sifat liat (plastisitas) dan
kohesi humus yang rendah meningkatkan struktur tanah yang kurang sesuai pada
tanah bertekstur halus dan meningkatkan granulasi (pembutiran) agregat sehingga
agregat tanah lebih mantap. Agregasi tanah yang baik secara tidak langsung
memperbaiki ketersediaan unsur hara. Hal ini karena agregasi tanah yang baik
akan menjamin tata udara dan air tanah yang baik pula, sehingga aktivitas
mikroorganisme dapat berlangsung dengan baik dan meningkatkan ketersediaan
unsur hara. Peranan bahan organik dalam meningkatkan kesuburan fisik tanah juga
dengan mengurangi plastisitas dan kelekatan serta memperbaiki aerasi tanah.
Humus juga menyebabkan warna tanah lebih gelap sehingga penyerapan panas
(Syukur, 2005).
Fungsi bahan organik dalam meningkatkan
kesuburan kimiawi adalah pengikatan atau penyerapan ion lebih besar,
meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Humus merupakan kompleks koloidal
dengan modifikasi lignin poliuronida, lempung, protein dan senyawa lain
berfungsi sebagai misel yang kompleks. Misel mengandung muatan negatif dari
gugus –COOH dan –OH yang memungkinkan pertukaran kation meningkat. Fungsi bahan
organik dalam meningkatkan kesuburan kimiawi juga akibat penurunan hilangnya
unsur hara karena pelindian sebab bahan organik mengikat ion dan immobilisasi
N, P, dan S, pelarutan sejumlah unsur hara terutama fosfat dan mineral oleh
asam-asam organik sehingga membantu pelapukan kimia mineral dan sebagai gudang
unsur hara. Pengaruh bahan organik bagi kesuburan biologis tanah adalah untuk
membentuk jaringan tubuh mikroorganisme dan sumber energi bagi mikroorganisme
tanah sehingga populasi mikroorganisme meningkat sehingga meningkatkan
ketersediaan unsur hara (Buckman & Brady, 1982).
C. Pupuk An-organik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat
oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar
hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45 – 46% (setiap 100 kg urea
terdapat 45 – 46 kg hara nitrogen). Ada beberapa keuntungan dari pupuk
anorganik, yaitu (1) pemberiannya dapat terukur dengan tepat, (2) kebutuhan
tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3) pupuk
anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4) pupuk anorganik mudah diangkut
karena jumlahnya relative sedikit dibandingkan dengan pupuk organic. Pupuk
anorganik mempunyai kelemahan, yaitu hanya selain mempunyai unsure makro,
anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro
(Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat
dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah
pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K
dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari
satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya
(Hardjowigeno, 2004).
1. Urea
Pupuk urea pada tanah pertanian biasanya
diperuntukan untuk tanaman sayur-sayuran karena pupuk ini sangat berguna dalam
pembentukan material tanaman dan pertumbuhan vegetatif daun, sedangkan pupuk
TSP dan KCL lebih diperuntukan untuk mempercepat pembungaan dan peningkatan
kualitas tanaman. Kombinasi dari ketiga pupuk tersebut sangat sangat dibutuhkan
untuk memperoleh pertumbuhan yang baik pada tanaman (Danarti dan Najiarti,
1992).
Kombinasi pupuk urea,TSP, dan KCL sangat
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan material tanaman dan pertumbuhan vegetatif
daun, batang, dan akar serta dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
penyakit (Sumarno, 1986). Pemberian kombinasi pupuk Urea, TSP, dan KCL pada
takaran yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap
pertumbuhan tanaman.
2. TSP
Pupuk TSP merupakan pupuk buatan dengan
rumus molekul Ca (HP2 PO4) dengan kadar PO2 pupuk 44-53%. Pupuk ini dibutuhkan
tanaman untuk merangsang pembungaan, pertumbuhan akar dan mepercepat daya serap
hara tanaman. Sedangkan pupuk KCL merupakan pupuk buatan dengan kandungan
kalium pupuk 60-63%. Pupuk ini sangat dibutuhkan tanaman sebagai katalis enzim
dan membuat tanaman tahan terhadap penyakit dan meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap stress lingkungan ( Pijoto, 1995).
Pupuk TSP mengandung
phosfor (P) sebanyak 53%. Phosfor sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,
terutama pada pertumbuhan akar permulaan sehingga akan meningkatkan daya serap
hara tanaman (Suprapto, 1992). Selanjutnya Anonim (1995) menyatakan bahwa
phosfor merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pembungaan, masaknya buah dan
biji, serta sebagai penyusun lemak dan protein (Sarief, 1995). Phosfor juga
sangat berperan aktif dalam mentransfer energi di dalam sel dan berfungsi
merubah karbohidrat seperti tepung menjadi gula serta meningkatkan kerja
kloroplas.
Widana (1991)
menyatakan bahwa tanaman menyerap phosfor dalam bentuk ion HPO2 dan ion
H2PO4 tergantung pada PH larutan tanah tersebut. Pada PH 4 ion phosfor di
dominasi oleh bentuk H2 PO4- tetapi pada PH 9 phosfor lebih banyak dalam
bentuk HPO42-.
3. NPK
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara
dalam pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat berperan pada pembentukan
atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan
akar. Namun bila diberikan terlalu banyak dapat memperlambat pembungaan dan
pembuahan tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman sebab
merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan (Seopardi, 1979).
Nitrogen mempunyai peranan yang cukup
penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman terutaman daun karena N
berperang dalam pembentukan klorofil, peningkatan kandungan protein dalam
tanaman dan meningkatkan pertunasan. Menurut Viets (1965), bahwa meningkatnya
pertumbuhan protein dalam jaringan tanaman dipengaruhi oleh N dalam tanaman.
Kalium bukan merupakan komponen bahan
organik namun keberadaannya mutlak dibutuhkan dalam proses metabolisme tanaman
(Rinsema, 1986). Kalium selalu diserap lebih awal dibanding N dan P. Kalium
sangat erat hubungannya terhadap patogen (Yosagara, 1996).
Ketersediaan nitrogen merupakan faktor
dominan yang menentukan laju berbagai proses yang mengakibatkan pembentukan
benih. Tanggap positif terhadap nitrogen telah diketahui dalam banyak
pertanaman benih rumput-rumputan tropika. Hal ini bertentangan dengan konsepsi
umum yang menyatakan bahwa nitrogen meningkatkan pertumbuhan vegetatif dengan
melebihi perkembangan reproduktif. Konsepsi demikian timbul dari hasil penelitian
yang menunjukkan korelasi negative antara kandungan nitrogen dengan pembungaan
(Mugnisjah & Setiawan, 1995).
4. KCl
KCL merupakan zat hara yang paling
penting bagi tanaman dengan kadar kalium 60-63%. Keuntungan pupuk ini tidak
mudah hilang atau tercuci air tanah. Pada tanah yang mengandung cukup K akan
menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi. Pemberian kalium yang cukup akan
memberikan polong yang baik dan berisi penuh (Suprapto,1992).
Kalium sangat berperang dalam membuka
dan menutupnya stomata, proses potosintesis, dan pengaturan permeabilitas
sel (Getcheli,1973). Defesiensi K menunjukkan gejala merah pada tulang daun,
tunas mudah menjadi kurus dan mudah mati (Oezer,1993).
D. Teknik Pemupukan
Penempatan yang tepat dan saat pemberian
merupakan faktor sangat penting dalam pemupukan. Tanggapan tanaman,
penghindaran kerusakan, dan ketidakrepotan dan pemberian yang ekonomik harus
diperhatikan. Agar efektif, pupuk harus diberikan di tempat dan disaat tanaman
memerlukannya. Pemberian setahun sekali untuk beberapa hara tertentu dapat
tidak cukup dan untuk hara yang lain tidak perlu. Pipik yang gampang larut,
dengan konsentrasi tinggi tidak dapat diberikan pada tanaman-tanaman yang
sedang tumbuh, terutama bila masih muda, karena kerusakan akibat garam
(Harjadi, S. S., 1996).
1. Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping
barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut,
kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi
baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di
sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak
mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah. Setelah itu, larikan
tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada
salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak
seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang
belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan untuk
memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang
terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.
2. Penebaran
Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum
penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti
pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur
hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak
disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.
3. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang
tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki
indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim
menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.
4. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang
di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal.
Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk
menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping
kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan
dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.
5. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan
disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk
tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak
diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf,
atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan
penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi. Pada pertanian intensif
pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat
dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.
E. Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays. L.) merupakan
kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai
kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok
pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku
makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat.
Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun
dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia (Kanisius, 1993).
1. Botani Tanaman
Jagung
a. Klasifikasi
Menurut muhadjir (1988)
sistematika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Divisio
: Spermotophyta
Sub divisio :
Angiospermae
Klas
: Monocotyledonae
Ordo
: Tripaceae
Famili
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies : Zea mays L.
Tanaman jagung termasuk jenis
rumput-rumputan (graminae). Secara garis basar tanaman jagung terdiri atas
empat kelompok : a) Zea mays indurata sturt; b) Zea mays inderata sturt; c) Zea
mays everata sturt dan, d) Zea mays saccharata sturt. Tanaman jagung termasuk
tanaman padi-padian, dan dalam kedaan baik tingginya dapat mencapai beberapa
meter, tergantung varietasnya, iklim, teknik budidaya, dan kesuburan tanah.
b. Morfologi
Jagung termasuk tanaman berakar serabut
yang terdiri dari 3 tipe akar yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar
udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga
akar tunjang, akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di
bawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua
atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah (Purwono dan Hartono,
2005).
Batang jagung tidak bercabang berbentuk
selinder, dan terdiri dari beberapa ruas. Batang jagung terisi oleh
berkas-berkas pembuluh, seolah-olah tidak beraturan. Batang jagung beruas-ruas
antara 8-12 ruas sedangkan tinggi tanaman berbeda antara 1,5-3 m tergantung
varietasnya (Effendi, 1985).
Daun tanaman jagung memanjang dan keluar
dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian tergantung
varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan
helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan
helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula (purwono dan hartono,2005)
Bunga jagung tidak memiliki petal dan
sepal sehingga disebut bunga tang a tak lengkap. Bunga jagung juga
termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina barada pada bunga
yang berbeda (puwono,dkk,2005). Bunga jantang (staminate) dan bunga betina
terdapat pada satu tanaman yang letaknya terpisah, bunga jantang terletak pada
ujung tanaman sedangkan bunga betina sepanjang pertengahan batang dan
berada disalah satu ketiak daun. Staminate terbentuk pada saat tanaman sudah
mencapai pertengahan umur dan didalamnya terdapat benang sari dan pada benang
sari terdapat kentung sari yang berjumlah 3 pasang yang memiliki sekitar 2500
butir tepungsari (Kanisius,1993).
Bunga betina menpunyai putik yang terus
memajang keluar dari dari kelobot sampai bunga dibuahi yang disebut rambut
jagung. Umumnya bunga jantan 1-3 hari lebih dahulu masak dibandingan bunga
betina sehingga umumnya penyerbukan silang yang umumnya terjadi (Danarti dan
Najiyati,1997). Semakin siap bunga dibuahi, maka semakin bertambah jum lah
rambut yang keluar melewati ujung tongkol jagung. Rambut-rambut ini menempel
pada tongkol jagung yang merupakan tempat menempelnya calong biji, sebagai
tempat menympan persediaan makanan, hasil daun berupa protein, zat pati, minyak
dan hasil lain (Kanisius,1993).
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol.
Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian.
Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm
yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paliang dalam yaitu
embrio atau lembaga (purwono dan hartono, 2005).
c. Syarat Tumbuh
Setiap tanaman dalam proses hidupnya
selalu membutuhkan persyaratan tumbuh. Demikian pula dengan tanaman jagung.
Persyaratan tumbuh yang sesuai diharapkan dapat menunjang tingkat produksi,
sesuai dengan harapan para petani (Kanisius, 1993).
1. Iklim
Curah hujan ideal sekitar 85-200
mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu
mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim
kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya
akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum
antara 23oC - 30oC. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun
tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah
antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari
8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan
pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian
optimum antara 50-600 m dpl (http://fendy-muet.blogspot.com/, 30 April 2011).
Suhu optimm untuk pertumbuhan jagung
berkisar antara 24 – 25oC. suhu optimal yang diperlukan untuk perkecambahan
adalah 30 – 32oC, untuk pembungaan sampai pemasakan adalah 30oC. Intensitas
radiasi matahari sangat diperlukan dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan sifat
tanaman jagung sebagai golongan tanaman C4. Sebaiknya jagung medapat cahaya
matahari yang langsung, tanpa adanya naungan (Nurmala, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Dariah, A., F. Agus, S. Arsyad,
Sudarsono dan Maswar. 2003. Hubungan antara karateristik tanah dengan
tingkat erosi pada lahan usahatani berbasis kopi di Sumberjaya, Lampung Barat.
Jurnal Tanah dan Iklim No. 21 (Des):68-86
Buckman, H.O. dan Brady, 1982. Ilmu
Tanah. Penerjemah : Soegiman. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Hal. 131-191.
Foth, H. D., 1984.
Harjadi, S. S., 1996. Pengantar
Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hardjowigeno, 2004.
Kartasapoetra, A. G., 1988. Teknologi
Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Jakarta. Bina Aksara.
Lahuddin, 2007. Aspek Unsur Mikro dalam
Kesuburan Tanah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Lingga, P., 1999. Petunjuk Penggunaan
Pupuk. Jakarta. Penebar Swadaya.
Mugnisjah, W. Q. dan A. Setiawan, 1995.
Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.
Notohadiprawiro, T., 1998. Tanah dan
Lingkungan. DIKJEN PT DEPDIKBUD. Jakarta
Nurmala, T., 2003. Serealia Sumber
Karbohidrat Utama. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Poerwowidodo, 1993. Telaah Kesuburan
Tanah. Angkasa Bandung. Bandung.
Sanchez, P.A., 1992. Sifat dan
Pengelolaan Tanah Tropika. Alih bahasa : Amir Hamzah. Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Suntoro, W. A., 2003. Peranan Bahan
Organik terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Jurnal Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian USU.
Syukur, A., 2005. Pengaruh pemberian
bahan organik Terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan caisim di tanah pasir
pantai. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005)
Widiana, G.N., 1994. Peranan EM-4 dalam
Meningkatkan Kesuburan dan Produktifitas Tanah. Buletin Kyusei Nature Farming.
Rao, S., 1975. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. UI Press. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar
mohon di komen jika ada kesalahan dalam pengerjaan saya dan mempermudah saya mengoreksi tugas saya trims :
NB : jika gambar tidak muncul di pos mohon di klik 1x untuk melihat..